Saturday, September 4

JAKARTA, MY INSIPARATION

Jakarta adalah kota kelahiranku, walaupun belom pernah keliling Jakarta sampe tuntas tetapi kota ini sangat indah dan tak tergantikan. well, aku nyoba buat artikel morfologi Jakarta, read this out ;)

MORFOLOGI KOTA JAKARTA

Setiap kota memiliki morfologi yang berbeda-beda. Morfologi merupakan bentuk perubahan spasial kota dari tahun ke tahun. Salah satu kegunanya adalaj agar setiap kota mempunyai ciri-ciri yang tetap dari perkembangan kota yang bersangkutan. Ini sangat berkaitan sekali dengan perencanaan. Kota tanpa perencanaan akan mengalami perkembangan morfologi yang tidak begitu baik.
Kota Jakarta adalah ibukota negara Indonesia. Berawal dari Cunda Calapa, Jayakarta, Batavia, hingga terakhir sebutannya menjadi Jakarta. Kota tua pada jaman “tempoe doloe” adalah pusat kota dagang dan pemerintahan di Kota Jakarta. Banyak sekali para pedagang internasional yang masuk melalui pelabuhan Sunda Kelapa untuk mendapatkan rempah-rempah dan melakukan perdagangan, sehingga daerah ini sempat dijuluki “Queen of The East”.
Pada saat Ir.Sukarno menjadi presiden pertama RI beliau menunjuk Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta. Pada saat itu Ali Sadikin bertekat untuk merubah dan membangun kota Jakarta menjadi kota metropolitan, tidak kalah dengan ibukota negara-negara tetangga di Asia. Dalam pengembangannya Jakarta mulai kedatangan banyak proyek. Mulai dari pusat pemerintahan, taman hiburan, pendidikan, dll. Semenjak itu Kota Jakarta berkembang pesat hingga awal tahun 2000-an.
Tahap berikutnya disaat Gurbenur Sutiyoso menjabat sebagai gurbenur DKI Jakarta, beliau bertekat kembali untuk membangun Jakarta menjadi lebih modern. Pada pertama kali dia menjabat sempat terjadi kerusuhan, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Jakarta menurun. Namun sudah banyak karyanya yang berpengaruh terhadap Kota Jakarta. Seperti Banjir Kanal Timur, Bus Way, beberapa taman kota, dan masih banyak lagi. 




Semenjak tahun 2007 hingga sekarang gurbenur DKI Jakarta diambil alih oleh Bapak Fauzi Bowo. Dari dekade-dekade tersebut luas wilayah kota bertambah dari 300 km2 manjadi sekitar 700 km2. Pertambahan penduduk juga semakin pesat, sehingga membutuhkan proyeksi pembangunan yang lebih matang. Menurut saya perlu adanya penataan ulang, namun bukan berarti menata dari nol. Jakarta memerlukan perbaikan sarana dan prasarana yang sudah ada dan menyeleksi sekaligus menata proyek-proyek baru agar tidak mengalami penyimpangan yang berarti.
Yang lebih penting adalah pemerintah Kota Jakarta harus cepat bertindak terhadap daerah-daerah yang merusak tatanan kota seperti daerah kumuh yang memiliki lahan ilegal, bangunan yang bukan pada tempatnya seperti bangunan yang seharusnya menjadi paru-paru kota malah menjadi gedung mall, dan masih banyak penyimpangan lainnya. Permerintah juga harus bertindak tegas terhadap masyarakat yang datang dan menetap di Jakarta secara ilegal agar dapat menjaga stabilitas pertumbuhan penduduk  sehingga tidak selalu mengalami kenaikan jumlah penduduk secara drastis setiap tahunnya. Selain itu Pemerintah Kota Jakarta harus konsisten terhadap setiap rencana pembangunan yang sudah direncanakan untuk masa depan dan berjalan sesuai dengan UUD yang berlaku.